Ninja itu ada tiga jiwanya

Bro and Sist, semoga khabarnya selalu baik,

baik di jalan, di rumah atau dimanapun … Amin.

Kalau sedang di jalan dan melihat Ninja, mungkin Bro dan Sis akan melihat beragam model, gaya dan warnanya. Tapi sebenarnya kalau diperhatikan hanya ada tiga kutubnya.

Disebut kutub, karena sedikit sekali yang benar2 masuk kategori ekstrim, sebagian besar ada di tengah2nya, perpaduan ketiga2nya.

Kutub # 1: RACER 

Ini adalah tipe motor yang dikembangkan, di-upgrade oleh pemiliknya dengan orientasi utama mereguk akselerasi dan kecepatan tertinggi. Menjadi yg tercepat tanpa kompromi. Baik saat di sirkuit, maupun ketika begajulan (melanggar aturan membahayakan keselamata orang) ikut bali (balap liar) ataupun tarik2an di jalan raya.
Penampilan bling bling atau cling cling tidak menjadi perhatian utama.
Motor pun dibuat minimalis untuk memangkas aksesoris yang tidak perlu dan memberatkan. Bagi genre racer, ukuran pencapaian jelas dan obyektif: Top speed (kecepatan), torsi/akselerasi dan kestabilan. Memenangkan balapan di sirkuit adalah pencapaian tertinggi.

Kutub # 2: POSER

Ini adalah tipe motor yg dimodifikasi untuk mengejar penampilan dan pendengaran, memuaskan panca indera kita. Nah beda dg tipe racer,  untuk jenis poser, karena penampilan ini berdasarkan selera yg obyektif, ukuran keberhasilannya pun bisa beraneka ragam dengan style yg jauh berbeda. Paintwork, cutting sticker dan penggantian parts yg menunjang keindahan (menurut pemiliknya) menjadi andalan para poser. Memenangkan Bike Contest adalah pencapaian tertingginya. Anggaran dan cita rasa memang jadi faktor penting.

  • Anggaran besar tapi kalau referensi seleranya rendah, jadinya Ninja Wagu (aneh)
  • Anggaran Kecil tapi seleranya bagus, jadinya Ninja Rapi, menarik dan mencuri pandang.
  • Anggaran besar dan seleranya indah, Jadi Ninja Elegan dan membuat lemas terbayang2.
  • Tapi sudahlah anggaran kecil plus selera rendah, ya jadinya Ninja Kebanting atau alay.

Berikut adalah contoh modifikasi poser (diambil dr tokobagus.com):

  • kondom tangki 650ribu
  • veleg belakang 4,5 inch 2,1jt
  • stang jepit bikers 1,2jt
  • lampu HiD 800 ribu
  • slang rem depan belakang bikers 600 ribu
  • hendel rem dan kopling bikers 450 ribu
  • tutup firing bawah fiber 300 ribu
  • tutup radiator bikers 150 ribu
  • Cover Kaliper Bikers Red rem depan 400 ribu
  • spakbor ban belakang 300 ribu
  • lampu LED belakang seperangkat 550 ribu
  • penutup lobang shock depan bikers 400 ribu
  • bandul penahan kenalpot 250 ribu
  • fiber jenongdi atas firing 350ribu

Contoh modif mulai dr yg normal

yg sedikit mentel

yg hardcore agak kebablasan

Sampai yang super duper ekstrim

Kutub # 3: FUNGSIONAL
Ini adalah tipe motor yg digunakan dan dikembangkan ke arah fungsional.
Bukan berarti tidak dilakukan modifikasi, modif tetap ada namun lebih berkisar pada aspek kegunaan dan kenyamanan. Umumnya pengguna Ninja harian yang harus berjalan/commuting 50-100 km/hari (di atas 1 jam sekali jalan) memikirkan aspek fungsi dan kenyamanan. Bukan hanya sekedar penampilan (POSER) dan top speed (RACER).

Para Ninja fungsional itu mulai dr yg paling ekstrim, plastik pembungkus dr dealer pun belum dibuka (lebay, mana ada), sampai kepada mereka yg memasang raiser setang supaya berkendara jauh enak, memasang knalpot racing utk mengisi torsi low-medium (supaya overtaking low speed di kemacetan nyaman). Mereka yang bisa juga merupakan beginner untuk Poser ataupun Racer.

Sekali lagi, ini adalah kutub, artinya tidak ada pembatasan yang sangat rigid.

Dalam diri satu Ninja bisa saja ketiga kutub itu ada.

Jadi para racer bisa juga poser? Oh tentu saja bisa.
Pembedanya adalah saat memiliki dana apakah fokus mereka lebih pada peningkatan tenaga dan kecepatan atau penampilan/pendengaran. Misalnya saat memilih knalpot racing, apakah yg diperhatikan dgn modal yg sama adalah suara yg merdu/membahana ataukah seberapa banyak eksta tenaga kuda dan torsi yg bisa diraih.
Begitu juga saat pemilihan ban dan komponen lain.

Nahh sekarang tergolong jiwa Ninja yang manakah anda (baik punya ataupun tidak)

22 thoughts on “Ninja itu ada tiga jiwanya

    • Om Lexy, persis om. krn kombinasi 3 alasan itu saya berusaha punya Ninja dan om memelihara genre Ninja 250 sampai Er6F sampai sekarang.
      Om kemarin sore pulang kantor saya cruising bareng dg ER6 ijo mulai dr Bintaro sektor 5 lewat Astek sampai TL kantor pos nusa loka. Dia belok kanan ke arah Giri Loka, saya ke kiri. Itu om bukan ya?

  1. fungsional(model standar lbh abadi, ngga bosen dlihat), paling main striping/stiker ngikutin motor d WSBK.
    salam kenal bro, dr owner (baby) ninja..
    btw, knp akhir’y pilih ninja bro?

    • Bener Bro, saya juga paling yg fungsional ya, ngelebarin ban dan main sticker. Utk knalpot, belum dah, tinggal di cluster soalnya. Salam kenal balik juga Bro..
      Saya sblmnya milih antara PCX atau N250. Nyoba PCX enak, tapi pas waktunya keluar N250 FI, ya udah. Toh selama ini makai yg lain, tapi N250 tetap kepikiran terus.

  2. Hmm kalau saya mungkin gabungan antara ketiganya kali ya. Selain masih bisa digunakan untuk harian, juga tampilannya harus enak dilihat. Dan gak lupa performa mumpuni untuk mobilitas sehari2, misal aktivitas keliling kota, night ride, hobi merce2, jalan keluar kota (palingan Jkt – Puncak doang paling jauh :D) dll 🙂

  3. kadang ketawa juga mas kalo liat kondisi no.1….buat saya mah simple…mau kenceng..ya beli yang cc nya lebih besar…terus dijawab…wah gak punya duit…padahal kadang kalo dipikir dia rubah mesin dll kalo digabungin udah bisa dapet motor 400cc hehehehehe…

Leave a comment